Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota. Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur. Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya. “Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota. Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur. Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya. “Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Santri Dilarang Merokok (Guru Kencing Berdiri Murid Lari Terkencing Kencing)
“Para santri dilarang keras merokok!” begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.
“Nyedot, Kang?” sapa si santri sambil menghampiri “senior”-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang “yunior”. Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. “Hai, rokokku jangan dibawa! ”teriak Kiai Fatta.
“Para santri dilarang keras merokok!” begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.
“Nyedot, Kang?” sapa si santri sambil menghampiri “senior”-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang “yunior”. Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. “Hai, rokokku jangan dibawa! ”teriak Kiai Fatta.
“Saya sih ngak ada masalah. Tapi SBY yang bermasalah.”
Presdien RI ke 4, Abdurrahman Wahid, itu sudah pergi untuk selamanya.
Tapi Gus Dur dijamin akan tetap hidup dalam ingatan orang-orang.
Humornya mungkin salah satu pengikat batin yang paling kuat antara Gus Dur dengan pengagumnya. Bisa jadi bukan hanya dalam bentuk menghapal humor-homor yang pernah dibuat Gus Dur tapi sangat mungkin juga humor-humor yang meng-atasnamakan Gus Dur. Bisa jadi inspirasinya, gayanya, maupun tujuan dari humor itu sendiri.
Tapi Gus Dur dijamin akan tetap hidup dalam ingatan orang-orang.
Humornya mungkin salah satu pengikat batin yang paling kuat antara Gus Dur dengan pengagumnya. Bisa jadi bukan hanya dalam bentuk menghapal humor-homor yang pernah dibuat Gus Dur tapi sangat mungkin juga humor-humor yang meng-atasnamakan Gus Dur. Bisa jadi inspirasinya, gayanya, maupun tujuan dari humor itu sendiri.
Berikut salah satunya:
Ceritanya, tentang Andy F Noya yang nyesal lalu suatu malam datang ziarah ke makamnya Gus Dur.
Dulu waktu di acara Kick Andy, dia sempat mengajukan pertanyaan yang mengandung ragu soal pernyataan Gus Dur tentang jutaan orang akan siap perang jika dirinya dilengserkan, dan Gus Dur akhirnya lebih memilih untuk lengser ketimbang harus terjadi pertumpahan darah.
Dulu waktu di acara Kick Andy, dia sempat mengajukan pertanyaan yang mengandung ragu soal pernyataan Gus Dur tentang jutaan orang akan siap perang jika dirinya dilengserkan, dan Gus Dur akhirnya lebih memilih untuk lengser ketimbang harus terjadi pertumpahan darah.
“Gus, aku minta maaf ya.” Tentu saja tidak ada jawaban. Tapi, sebelum ia mengucap kalimat lainnya, ia merasakan ada getaran di batu nisan yang sedari tadi dipegangnya. Andy terkejut dan menafsir itu jawaban Gus Dur kalau ia telah memaafkannya.
Karena merasa dia terhubung dengan Gus Dur naluri pertanyaan “kick”-nya muncul, dan ia pun mengajukan pertanyaan:
“Gus, satu pertanyaan saja. Apa reaksi Gus Dur ketika orang yang dulunya menolak perintah Anda justru kemarin memimpin upacara pemakaman Anda, yakni Pak SBY.” Jelas saja tidak ada jawaban, dan sayangnya batu nisan juga tidak bergerak.
“Berarti ngak ada masalah Gus ya?” Andi kembali menegaskan dan berharap ada isyarat walau tidak mungkin ada jawaban.
“Saya sih ngak ada masalah. Tapi SBY yang bermasalah.” Andy tentu saja terkejut dengan jawaban inidan menoleh ke kiri, kanan, depan, belakang. Tidak ada orang. Badan Andy tiba-tiba berkeringat, timbul penyesalan karena sudah bertanya, dan juga disergap rasa takut.
“Saya sih ngak ada masalah. Tapi SBY yang bermasalah.” Andy tentu saja terkejut dengan jawaban inidan menoleh ke kiri, kanan, depan, belakang. Tidak ada orang. Badan Andy tiba-tiba berkeringat, timbul penyesalan karena sudah bertanya, dan juga disergap rasa takut.
“Gus, mmma…ma…aaf kan…”
“Ngak perlu minta maaf Mas Andy. Gitu aja kog repot. ” Andy langsung reflek berdiri dan memutar badan dan sebelum kakinya melangkah, ia melihat sosok yang membuat rambut kribonya berdiri karena geram.
“Ngak perlu minta maaf Mas Andy. Gitu aja kog repot. ” Andy langsung reflek berdiri dan memutar badan dan sebelum kakinya melangkah, ia melihat sosok yang membuat rambut kribonya berdiri karena geram.
“Wong saya cuma Butet Kertaradjasa, kok.”
Geerrrrrrrr
Obrolan Para Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, GusDur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa…setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New York! ”Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya. Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.“Tau nggak… kita sedang berada di ataskota Paris!”, katanya dengan sombongnya.Presiden Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”“Itu… menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut. Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat…Wah… kita sedang berada di atas Pasar Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kannggak bisa ngeliat. “Ini… jam tangan saya udah ilang…”, jawab GusDur kalem.
Menyengsarakan Anggota DPR
SUATU hari di negara antah berantah, muncul suatu kebijakan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya di negara lain. Kebijakan itu yakni, setiap orang yang berstatus wakil dinaikkan pangkatnya. Wakil presiden jadi presiden, wakil direktur menjadi direktur, wakil komandan menjadi komandan wakil gubernur menjadi gubernur, wakil RT menjadi ketua RT dan seterusnya. Yang penting dalam program ini tidak ada penggusuran posisi. Perkara ada posisi ganda, itu bisa diatur dalam pembagian tugasnya.
Masalah pembengkakan anggaran, semua ditanggung oleh negara. Sesudah mantap dengan rencana itu, diajukanlah program ini ke DPR untuk mendapatkan persetujuan mereka. Ternyata mereka menolak. Betul-betul menolak keras. Bahkan, ditolak mentah-mentah dengan sangat keras. Alasannya, program ini menyengsarakan anggota DPR. Bayangkan, mereka akan berubah status dari wakil rakyat menjadi rakyat.
Bertahun-tahun, saya heran kenapa sih Indonesia “Tidak maju-maju” meski mereka
sudah merdeka 68 tahun. Tapi sekarang…saya sudah tahu alasannya.
Berdasarkan data statistik:
Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 225 juta. 100 juta di antaranya adalah para
pensiunan dan anak-anak. Jadi yang kerja cuma 125 juta.
Jumlah pelajar dan mahasiswa adalah 78 juta. Jadi tinggal 47 orang yang kerja.
Yang kerja buat pemerintah pusat jadi pegawai negeri ada 31 juta, jadi tinggal 16
juta yang kerja (karena PNS cuma main catur dan baca koran).
Ada 4,5 juta yang jadi TNI dan Polisi. Jadi tinggal 11,5 juta yang kerja (karena TNI
dan Polisi tidak ada kerjaan).
Ada lagi yang kerja di pemerintahan daerah dan departemen-departemen lain
jumlahnya 10.500.000. Jadi sisanya tinggal 1.000.000. Yang sakit dan dirawat di
Rumah Sakit di seluruh Indonesia ada 888.000. Jadi sisa 112.000 orang saja yang
kerja.
Ada 111.998 orang yang di penjara. Jadi tinggal sisa dua orang saja yang masih
bisa kerja. Siapa mereka??? Yaaa…tentu saja SAYA dan ANDA! Tapi kan sekarang
ANDA lagi asyik baca tulisan ini sambil cekikak-cekikik sendiri. Jadi tinggal saya sendiri
dong yang kerja!!!! Pantes aja kalau begini Indonesia tidak maju-maju……..!
sudah merdeka 68 tahun. Tapi sekarang…saya sudah tahu alasannya.
Berdasarkan data statistik:
Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 225 juta. 100 juta di antaranya adalah para
pensiunan dan anak-anak. Jadi yang kerja cuma 125 juta.
Jumlah pelajar dan mahasiswa adalah 78 juta. Jadi tinggal 47 orang yang kerja.
Yang kerja buat pemerintah pusat jadi pegawai negeri ada 31 juta, jadi tinggal 16
juta yang kerja (karena PNS cuma main catur dan baca koran).
Ada 4,5 juta yang jadi TNI dan Polisi. Jadi tinggal 11,5 juta yang kerja (karena TNI
dan Polisi tidak ada kerjaan).
Ada lagi yang kerja di pemerintahan daerah dan departemen-departemen lain
jumlahnya 10.500.000. Jadi sisanya tinggal 1.000.000. Yang sakit dan dirawat di
Rumah Sakit di seluruh Indonesia ada 888.000. Jadi sisa 112.000 orang saja yang
kerja.
Ada 111.998 orang yang di penjara. Jadi tinggal sisa dua orang saja yang masih
bisa kerja. Siapa mereka??? Yaaa…tentu saja SAYA dan ANDA! Tapi kan sekarang
ANDA lagi asyik baca tulisan ini sambil cekikak-cekikik sendiri. Jadi tinggal saya sendiri
dong yang kerja!!!! Pantes aja kalau begini Indonesia tidak maju-maju……..!
Menebak Usia MUMI
Ini cerita Gus Dur beberapa tahun yang lalu, sewaktu jaman orde baru . Cerita tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir . Puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir, untuk mengirimkan tim ahli paleoantropologinya yang terbaik . Tapi, pemerintah Indonesia lain dari yang lain, namanya juga jaman orde baru yang waktu itu masih bergaya represif misal banyaknya penculikan para aktivis . Makanya pemerintah mengirimkan seorang aparat yang komandan intel .
Tim Perancis tampil pertama kali, membawa peralatan mutakhir, ukur sana ukur sini, catat ini dan itu, kemudian menyerah tidak sanggup . Pakar Amerika perlu waktu yang lama, tapi taksirannya keliru . Tim Jerman menyatakan usia mumi itu tiga ribu dua ratus tahun lebih sedikit, juga salah . Tim Jepang juga menyebut di seputar angka tersebut, juga salah .
Giliran peserta dari Indonesia maju, Pak Komandan ini bertanya pada panitia, bolehkah dia memeriksa mumi itu di ruangan tertutup .
“Boleh, silahkan,” Jawab panitia .
Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringat pak komandan itu keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri .
“Usia mumi ini lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan tujuh hari,” Katanya dengan lancar, tanpa keraguan sedikit pun .
Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum . Jawaban itu tepat sekali ! Bagaimana mungkin pakar dari Indonesia ini mampu menebak dengan tepat dalam waktu sesingkat itu ? hadiah pun diberikan . Ucapan selamat mengalir dari para peserta, pemerintah Mesir, perwakilan negara-negara asing dan sebagainya dan sebagainya . Pemerintah pun bangga bukan kepalang .
Menjelang kembali ke Indonesia, Pak komandan dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobby hotel .
“Anda luar biasa,” kata mereka . ” Bagaimana cara anda tahu dengan persis usia mumi itu?”
Pak komandan dengan enteng menjawab,”saya gebuki, ngaku dia .”
irport Abdurrahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke
Malang, dan mendarat di Bandara
Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia
pada peristiwa belasan tahun silam, ketika
dia mendarat di bandara yang sama dari
Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler
dari Bandara Halim Perdanakusuma ke
Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain
Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk
rombongan orang penting, mereka pun
disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke
Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara,
petugas Banser melapor pada poskonya
melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor:
Abdurahman Saleh sudah mendarat di
airport Abdurrahman Wahid!”
Yah, kebalik.
Siapa Yang Paling Dekat dengan Tuhannya?
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai (islam), pedande(hindu), dan pendeta(kristiani). ini disampaikan Gusdur dlm sebuah acara yg bertajuk “Kkow Bareng Gusdur”
“Pendeta : Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. bisa dibayangin tu bagaimana kedekadatan seorang anak dgn bapak.
Pedande menimpali; Ommm suasti……..Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. ponakan dan om kan jg deket
Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?
Pak Kyai menjawab; Boro-boro mau deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” (klu azan)
urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
Pedande menimpali; Ommm suasti……..Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. ponakan dan om kan jg deket
Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?
Pak Kyai menjawab; Boro-boro mau deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” (klu azan)
urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
Siapa Yang Paling Berani?
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia … Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali … dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah datang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar